SEJARAH AGAMA BUDDHA DI KALIBATUR. Bagian 2
Kali ini saya ingin melanjutkan cerita sebelumnya mengenai perkembangan agama buddha di kalibatur yang belum sempat saya ceritakan karena harus mengumpulkan data lebih dulu dari narasumber, mudah-mudahan temen temen masih berminat untuk membacanya, terima kasih sebelumnya telah meluangkan waktunya untuk membaca ceritaku ini, ok langsung saja kita mulai..!
Setelah pembangunan cetiya giri pura selesai di tahun 1980 kegiatan umat menjadi lebih lancar dan tentunya umat menjadi lebih fokus dalam belajar buddha dhamma selain itu komunikasi dengan umat buddha di daerah lain juga semakin terjalin dengan baik bahkan pada waktu itu rutin di adakan pertemuan antar tokoh dan umat yang di ikuti 3 kabupaten yaitu banyumas, kebumen dan cilacap bahkan pernah juga dari kabupaten bajarnegara yang di laksanakan di buntu (banyumas) bahkan kira kira tahun 1984 berdiri sekolah pendidikan agama buddha PGAB Mpu Tantular yang di ketuai oleh Bapak Cipto Wardojo. Dengan berdirinya sekolah ini tentunya membawa peluang besar bagi generasi muda buddhis untuk berperan serta memajukan agama buddha. Umat buddha kalibatur menyambut positif dengan mengirimkan anak didik untuk menempuh pendidikan di PGAB Mpu Tantular dan ternyata memang hasilnya sungguh sangat menggembirakan karena agama buddha di kalibatur semakin maju dan bahkan hampir seluruh lulusan PGAB mpu tantular yang berasal dari kalibatur sekarang sudah menjadi pegawai negeri sebagai guru agama buddha yang tersebar dibeberapa propinsi di jawa dan sumatera. untuk itu rasanya nggak berlebihan kalau melalui tulisan ini saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada Bpk cipto wardojo(alm) sebagai pendiri yayasan Mpu Tantular walaupun saya bukan alumninya. Sekolah ini berdiri sampai kira-kira tahun 94 karena pemerintah mengeluarkan peraturan untuk menghapus PGA di seluruh
By jayamangala
mana nih blogger2 kalibatur yg lain??
ReplyDeleteKehidupan agama di Kalibatur itu memang unik, terutama dgn keberadaan pemeluk Budha di sana, yg notabene sebuah dusun terpencil... Ini membuktikan bhwa masyarakat di sana cukup terbuka dgn berbagai kebudayaan dari luar.. Unik dan asyik.. Ingat waktu jaman "Nyadran" kalo "kenduren" antara keluarga dari muslim maupun budha saling membaur..,, maju lah Kalibatur! Tempat pertama kali ku hirup udara dunia..
Apa kabar saufara sedharma
ReplyDelete